-->

"MURI" Antara Rekor & Tekor Festival Sop Saudara Pangkep

Posted by Gone Asia on

Seharusnya kita bangga dan memberikan Apresiasi yang tinggi atas prestasi Rekor Muri Pemda Pangkep sebagai pemrakarsa Makan SOP Saudara dengan Peserta terbanyak, dengan menelan anggaran Ratusan Juta Rupiah, Anggaran Pemda Sendiri berkisar Rp. 230.000.000,- ditambah sumbangan sumbangan dari Pihak ketiga seperti PT. Semen Tonasa, Semen Bosowa, Telkomsel, BPD, Bukopin, BRI, Mandiri, CV. Abadi Mega Promosindo dan Asosiasi Pedagang Sop Saudara (APSOS) dan patut di duga diperkirakan dengan melihat kondisi lapangan sekitar lebih 1/2 Miliar Rupiah anggaran terpakai dalam waktu 3 jam hanya untuk secarik kertas "PIAGAM MURI"

Entah dari mana menarik Numenkelatur anggaran 230 juta tersebut di APBD 2013 Pangkep yang sebelumnya diduga tidak dianggarkan dalam APBD 2013 padahal jika membandingkan dengan Dana Kesejahteraan PNS yang sudah ketuk palu toh masih diperdebatkan dalam pencairan anggaran tersebut. 

saatu hal pemandangan yang mengecewakan pada acara MURI tadi adalah seakan memaksakan rekor tersebut yakni keterlibatan Ribuan Siswa SMA dalam acara tersebut pada jam sekolah, siswa siswi SMA sengaja digiring meninggalkan jam pelajaran mereka untuk memenuhi ambisi meraih 2000 makan sop saudara terbanyak. jadi pantaslah sebagian masyarakat berpendapat bahwa siswa yang digiring tersebut adalah termasuk pemecahan rekor baru yakni "Rekor Siswa Bolos Mata Pelajaran Terbesar"

Festival sop saudara
Siswa sekolah se-kabupaten Pangkep dalam Festival Sop Saudara

Entah apa yang jadi dasar pemikiran Pemda kita hingga memprakarsai makan sop saudara terbanyak, dimana disaat ekonomi kita terpuruk dengan predikat daerah termiskin ke dua di sulawesi selatan, tapi toh masih sempat membuat acara yang hanya mengejar REKOR semata, sementara daerah kita juga dalam keadaan TEKOR akibat banyaknya kebocoran angggaran seperti Dana THR yang belum terbayarkan, Hutan Gaji Honorarium Dokter yang 7 bulan belum terbayarkan dan masih banyak lagi.

Saya hanya berharap suatu saat nanti kita mampu membuat kegiatan yang manfaatnya tidak hanya sesaat saja tapi akan memberikan manfaat sampai anak cucu kita kelak. (Roelsyaf)

Previous
« Prev Post

Related Posts

August 22, 2013

0 komentar:

Post a Comment