8 Pelajaran Berharga Dari Peristiwa Yang Terjadi (8 Lessons Learned From the Events That Happened). Di antara sifat ‘ulama akherat adalah mereka menyadari bahwa dunia itu remeh, bahwa akherat itu mulia, dunia dan akherat adalah istri dengan madunya. Para ‘Ulama akherat mengutamakan akherat, perbuatan mereka tidak bertentangan dengan perkataan mereka, kecenderungan mereka tertuju kepada ilmu yang bermanfaat di akherat, menjauhi ilmu yang manfaatnya sedikit demi mementingkan ilmu yang manfaatnya agung. Sebagaimana diriwayatkan dari Syaqiq Al-Balkhi bahwa dia pernah berkata kepada Hatim, “Kamu sudah bergaul denganku beberapa waktu lamanya, apa yang telah kamu pelajari?” Dia menjawab:
Pertama
Aku memperhatikan manusia, dan ternyata setiap orang mempunyai orang yang dicintainya. Bila sudah tiba di kuburan, maka keduanya berpisah, maka aku menjadikan yang kucintai adalah kebaikan-kebaikanku agar ia senantiasa bersamaku hingga dalam kubur.
Kedua
Aku membaca firman Allah,
وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى
"Dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya."
{QS. An-Nazi'at: 40}, maka aku berupaya keras agar jiwaku melawan hawa nafsunya, sehingga ia bersemayam di atas ketaatan kepada Alloh.
Ketiga
Aku melihat siapa yang mempunyai sesuatu yang berharga, maka dia akan menjaganya, kemudian aku memperhatikan firman Allah,
مَا عِنْدَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ
"ِApa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal." {QS. An-Nahl: 96}
Maka setiap aku mempunyai sesuatu yang berharga, aku memberikannya kepada Allah agar ia tetap terjaga di sisiNya.
Keempat
Aku melihat orang-orang berlomba-lomba dalam urusan harta, kedudukan, dan kemuliaan, padahal ia bukan apa-apa, lalu aku memperhatikan firman Allah,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu."
Maka aku berusaha bertaqwa agar menjadi orang mulia di sisi Allah.
Kelima
Aku melihat orang-orang saling dengki, lalu aku memperhatikan firman Allah,
نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
"Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia." {QS. Az-Zukhruf: 32}
Maka aku meninggalkan sifat dengki.
Keenam
Aku melihat manusia saling bermusuhan, lalu aku memperhatikan firman Allah,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuhmu." {QS. Fathir: 6}
Maka aku tidak memusuhi manusia dan (sebaliknya) menjadikan setan sebagai musuh satu-satunya.
Mengajarkan keteladanan sejak dini |
Ketujuh
Aku melihat manusia merendahkan diri mereka dalam mencari rezeki (dengan tidak memperhatikan sumber yang haram), maka aku memperhatikan firman Allah,
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah lah yang memberi rezekinya." {QS. Hud:6}
Maka aku menyibukkan diriku dengan apa yang menjadi hak Allah atasku dan meninggalkan hakku di sisiNya.
Kedelapan
Aku melihat mereka bertawakkal (mengandalkan) perdagangan, pekerjaan, dan kesehatan tubuh mereka....
Maka aku bertawakkal kepada Allah....
Allah berfirman,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ على اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupkan (segala keperluan)nya.”
{QS. Ath-Thalaaq: 3}.
[Dikutip dari Buku “Mukhtashor Minhajul Qoshidin” Inti Sari Kitab Ihya’ ‘Ulumuddin, Karya Al-Imam Ibnu Qudamah rohimahulloh]
0 komentar:
Post a Comment