-->

Hipotermia (Makalah Kebidanan)

Posted by Gone Asia on

BAB  I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dewasa ini penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian terjadi dalam  periode neonatal. Oleh karena  itu, upaya pembinaan kesehatan bayi dimulai dari pemenuhan kebutuhan primer sejak dalam  kandungan. Kurang baiknya penanganan BBL akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat berakibat fatal bagi bayi. Misalnya hipotermi pada BBL yang selanjutnya menyebabkan hipotisemia dan hipoglekemia. Dan yang tak kurang pentingnya adalah  pencegahan  terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu memotong tali pusat.
Ditinjau dari pertumbuhan dari perkembangan bayi, periode neonatal adalah  periode yang paling rentan akan banyak hal, seperti infeksi dan pengaturan tubuhnya, terutama pada bayi yang beratnya rendah saat melahirkan. Sehingga perlu pemberian ASI atau PASI yang mencukupi untuk  membantu bayi dalam  keadaan sehat dan menurunkan angka kematian bayi. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam  kandungan, selama persalinan, segera sesudah melahirkan dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.




B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Setelah penulis mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan bayi penulis melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan menerapkan manajemen Kebidanan Varney selama praktek di lapangan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Melakukan pengkajian (pengumpulan data)
b.      Mengidentifikasi masalah/diagnosa
c.       Mengantisipasi masalah potensial
d.      Mengidentifikasi kebutuhan segera
e.       Intervensi dan rasionalisasi
f.       Implementasi
g.      Mengevaluasi keefektifan Asuhan Kebidanan yang dilakukan



















BAB II

HIPOTERMIA

1.      Pengertian
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh di bawah 360C (Dep.Kes. RI, 1994).
2.      Prinsip Dasar
Suhu normal bayi, baru lahir berkisar 36,50C – 37,50C (suhu ketiak). Gejala awal hipotermia apabila suhu < 360C atau kedua kaki, dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang (Suhu 320C – 360C). Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C.
Hipotermia menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya metoblis anerobik, meningkatkan kebutuhan oksigen, mengakibatkan hipoksemia dan berlanjut dengan kematian (Saifudin, 2002)
Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir :
a.       Radiasi : dari objek ke panas bayi
Contoh : timbangan bayi dingin tanpa alas
b.      Evaporasi : karena penguapan cairan yang melekat pada kulit
Contoh : air ketuban pada tubuh bayi, baru lahir, tidak cepat dikeringkan.
c.       Konduksi : panas tubuh diambil oleh suatu permukaan yang melekat ditubuh
Contoh : pakaian bayi yang basah tidak cepat diganti.
d.      Konveski : penguapan dari tubuh ke udara
Contoh : angin dari tubuh bayi baru lahir
3.      Penilaian hipotermia bayi baru lahir
Gejala hipotermia bayi baru lahir
a.   Bayi tidak mau minum / menetek
b.   Bayi tampak lesu atau mengantuk
c.   Tubuh bayi teraba dingin
d.   Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi, menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema).
Tanda – tanda hipotermia sedang :
a.   Aktifitas berkurang, letargis
b.   Tangisan lemah
c.   Kulit berwarna tidak rata (cutis malviorata)
d.   Kemampuan menghisap lemah
e.   Kaki teraba dingin
f.    Jika hipotermia berlanjut akan timbul cidera dingin
Tanda – tanda hipotermia berat
a.   Aktifitas berkurang, letargis
b.   Bibir dan kuku kebiruan
c.   Pernafasan lambat
d.   Pernafasan tidak teratur
e.   Bunyi jantung lambat
f.   Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolik
g.   Resiko untuk kematian bayi
Tanda – tanda stadium lanjut hipotermia
a.   Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang
b.   Bagian tubuh lainnya pucat
c.   Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan (sklerema)
4.      Penyebab dan Resiko
a.   Penyebab utama
Kurang pengetahuan cara kehilangan panas dari tubuh bayi dan pentingnya mengeringkan bayi secepat mungkin
b.   Resiko untuk terjadinya hipoermia
1)    Perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir
2)    Bayi dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir
3)    Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur
4)    Tempat melahirkan yang dingin (putus rantai hangat).
5)    Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis, sindrom dengan pernafasan, hipoglikemia perdarahan intra kranial.
5.      Faktor Pencetus
Faktor pencetus terjadinya hipotermia :
a.   Faktor lingkungan
b.   Syok
c.   Infeksi
d.   Gangguan endokrin metabolik
e.   Kurang gizi, energi protein (KKP)
f.   Obat – obatan
g.   Aneka cuaca
6.      Prinsip dasar mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir dan mencegah hipotermia.
a.   Mengeringkan bayi baru lahir segera setelah lahir
Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran udara melalui jendela / pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh. Akibatnya dapat timbul serangan dingin (cols stres) yang merupakan gejala awal hipotermia. Untuk mencegah terjadinya serangan dingin, setiap bayi lahir harus segera dikeringkan dengan handuuk yang kering dan bersih (sebaiknya handuk tersebut dihangatkan terlebih dahulu). Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan selimut, diberi topi/tutup kepala, kaus tangan dan kaki. Selanjutnya bayi diletakkan dengan telungkup diatas dada untuk mendapat kehangatan dari dekapan bayi.
b. Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil
Untuk mencegah terjadinya serangan dingin, ibu / keluarga dan penolong persalinan harus menunda memandikan bayi.
1)    Pada bayi baru lahir sehat yaitu lahir cukup bulan, berat > 2.500 gram, langsung menangis kuat, maka memandikan bayi, ditunda selama + 24 jam setelah kelahiran.
2)    Pada bayi lahir dengan resiko (tidak termasuk kriteria diatas), keadaan bayi lemah atau bayi dengan berat lahir < 2.000 gram, sebaiknya bayi, jangan dimandikan, ditunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu bila suhu tubuh bayi, stabil, bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan baik.
7.      Tindakan Pada Hipotermia
Segera hangatkan bayi, apabila terdapat alat yang canggih seperti inkubaator gunakan sesuai ketentuan. Apabila tidak tersedia inkubator cara ilmiah adalah menggunakan metode kanguru cara lainnya adalah dengan penyinaran lampu.
a.   Hipotermia Sedang
1)    Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering, bersih, dapat hangat
2)    Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru bila ibu dan bayi berada dalam satu selimut atau kain hangaat yang diserterika terlebih dahulu. Bila selimut atau kain mulai mendingin, segera ganti dengan selimut / kain yang hangat.
3)    Ulangi sampai panas tubuh ibu mendingin, segera ganti dengan selimut / kain yang hangat.
Mencegah bayi kehilangan panas dengan cara :
a)    Memberi tutup kepala / topi bayi
b)    Mengganti kain / popok bayi yang basah dengan yang kering dan hangat
b. Hipotermi Berat
1)    Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering, bersih, dan hangat
2)    Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru, bila perlu ibu dan bayi berada dalam satu selimut atau kain hangat
3)    Bila selimut atau kain mulai mendingin. Segera ganti dengan selimut atau lainnya hangat ulangi sampai panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi
4)    Mencegah bayi kehilangan panas dengan cara :
a)    Memberi tutup kepala / topi kepala
b)    Mengganti kain / pakaian / popok yang basah dengan yang kering atau hangat
5) Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia. Karena itu ASI sedini mungkin dapat lebih sering selama bayi menginginkan. Bila terlalu lemah hingga tidak dapat atau tidak kuat menghisap ASI. Beri ASI dengan menggunakan NGT. Bila tidak tersedia alat NGT. Beri infus dextrose 10% sebanyak 60 –80 ml/kg/liter
6) Segera rujuk di RS terdekat
8.      Pencegahan Hipotermia
Pencegahan hipotermia merupakan asuhan neonatal dasar agar BBL tidak mengalami hipotermia. Disebut hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 36,50C. Suhu normal pada neonatus adalah 36,5 – 37,50C pada pengukuran suhu melalui ketiak BBL mudah sekali terkena hipotermia, hal ini disebabkan karena :
a.   Pusat pengaturan panas pada bayi belum berfungsi dengan sempurna
b.   Permukaan tubuh bayi relatif luas
c.   Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas
d.   Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dari pakaiannya agar ia tidak kedinginan.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk pencegahan hipotermi adalah mengeringkan bayi segera mungkin, menutup bayi dengan selimut atau topi dan menempatkan bayi di atas perut ibu (kontak dari kulit ke kulit). Jika kondisi ibu tidak memungkinkan untuk menaruh bayi di atas dada (karena ibu lemah atau syok).



DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1994, Pedoman Penanganan Kegawatdaruratan Obstektrik dan Neonatal, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
________________, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Saifuddin, Abdul Bari, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, INPKKR-POGI & YBS – SP, Jakarta.
\Wiknjosastro Gulardi H., dkk, 2007, Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Jakarta.




























KATA PENGANTAR


Assalamualaikum.Wr.Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan ke kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha
Pengasih dan Penyayang.Karena berkat ridho dan hidayah-Nya kepada kami sehingga terwujudkanlah makalah berjudul ‘HIPOTERMIA..
Makalah ini kami susun berdasarkan sumber-sumber yang kami dapat dengan perubahan seadanya sesuai dengan keperluan pembuatan makalah. Dalam makalah inikami mencoba menyajikan materi sesuai judul.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna baik dalam penyajiannya ataupun isi dari pada makalah ini sendiri. Karenanya kami meminta masukan berupa kritik yang membangun dari pihak lain. Kritik tersebut kamimaksudkan untuk memperbaiki makalah ini ataupun sebagai pelajaran bagi kamisendiri dalam pembuatan makalah yang selanjutnya.
Demikian pengantar dari kami. Bagi pihak-pihak yang telah membantu terwujudkannya pembuatan makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih.








DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR....................................................................................   i
DAFTAR ISI............................................................................................   ii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang...........................................................................   1
B.  Tujuan.....................................................................................   2
BAB II TINJAUAN TEORI
1.  Pengertian................................................................................   3
2.  Prinsip Dasar.............................................................................   3
3. Penilaian Hipotermia....................................................................   3
4. Penyebab dan Resiko....................................................................   5
5. Faktor Pencetus..........................................................................   5
6. Prinsip Dasar.....................................................................................   6
7. Tindakan Pada Hipotermia..............................................................   7
8. Pencegahan Hipotermia.................................................................   8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................   8
B. Saran......................................................................................   8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................   9






MAKALAH

HIPOTERMI


 




Hipotermia









Disusun oleh :


Nama      : RASNAH
Nim         : 1090061



AKADEMI  KEBIDANAN MAYAPADA GADING PERSADA
KAB. PANGKEP
2010/2011



Previous
« Prev Post

Related Posts

September 20, 2013

1 komentar: